TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Individu Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu Ali Usman, S.Fil. I., M,Ag
EKSISTENSIALISME ALBERT CAMUS

DISUSUN OLEH
BILLAH MARELA TSANI
PROGRAM STUDI FILSAFAT AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN
ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
ABSTRAK
Dalam
dunia kefilsafatan, tentu kita tidak asing lagi bila menndengar kata
eksistensialisme. Tentunya, kita yang berada ranah filsafat ini sudah sering
juga mendengar tetang eksistensialisme. Tetapi, pastinya kita ingin mengetahui
apa sebenarnya filsafat eksistensialisme itu. Makalah ini disusun untuk
memaparkan dan memberikan kejelasan tentang paham filsafat eksistensialisme
menurut Albert Camus. Dalam makalah ini juga akan dijelaskan cara Albert Camus
memahami dunia.
Albert
Camus menuangkan pemikirannya melalui karyanya yang berjudul orang asing.
Disitu jelas tergambarkan melalui tokoh mersault yang bertindak seolah-olah dia
tidak tahu apa-apa dan memang tidak ingin tahu apa-apa.
Keywords:
eksistensialisme,
absurditas, dunia
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mmenyelesaikan tugas untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis panjatkan
kepada nabi muhammad shalallahu’alaihi wassalam.
Penulis sangat tertarik untuk
mengangkat judul: EKSISTENSIALISME ALBERT CAMUS. Banyak kesulitan yang penulis hadapi ketika
penulis menyusun makalah ini. Tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat
akhirnya penulis dapat menylesaikan tugas individu untuk membuat makalah ini
dengan tepat waktu.
Penulis memahami bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih perlu banyak bimbingan dan arahan untuk
memperbaikinya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran agar makalah
yang penulis buat ini menjadi lebih sempurna.
Yogyakarta,
25 Desember 2015
Penulis
Daftar
Isi
Halaman
judul....................................................................................................
1
Abstrak...............................................................................................................
2
Kata Pengantar...................................................................................................
3
Daftar
Isi............................................................................................................
4
BAB I.
PENDAHULUAN.................................................................................
5
1.1
Latar Belakang Masalah.. ................................................................
5
1.2
Rumusan Masalah............ ...............................................................
6
BAB II.
PEMBAHASAN..................................................................................
7
2.1
Biografi Albert Camus.....................................................................
7
2.2
Pemikiran Albert Camus..................................................................
8
BAB III. Kesimpulan
........................................................................................
11
BAB IV. Penutup...............................................................................................
12
Daftar
Pustaka....................................................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mungkin
filsafat eksistensialisme tidak asing lagi bagi kita. Disini, penulis akan
mengulas pemikiran Albert Camus tentang filsafat eksistensialisme. Seperti yang
telah kita ketahui. Albert Camus adalah seorang filosof eksistensialisme yang
mempuyai beberapa karya yang di dalamnya mencerminkan pemikirannya. Disini,
penulis akan mengulas karyanya yang berjudul orang asing. Dimana dalam karyanya
yang berjudul oorang asing ini dia mengangkat nama Mersault sebagai tokoh
utama. Sifat mersault yang menerima semuanya yang terjadi di dunia ini seperti
berkebalikan dengan filsafat eksistensialisme. Hal itulah yang menarik
perhatian penulis atas karyanya ini.
Yang menarik perhatian penulis sehingga
memilih eksistensialisme Albert Camus sebagai judul makalah ini, karena beiau
adalah sosok filosoof yang berbeda dari yang lain. Disaat para filosof lain
bunuh diri karena masalah absurditas yangg sebenarnya susah dicari kebenarannya
ataupun pemecahannya, Albert Camus terus melawan rasa absurditas pada diirinya.
Karena menurut Albert Camus perasaan absurd kepada dunia tidak aakan
terpecahkan hanya dengan cara bunuh diri saja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
eksistensialisme menurut Albert Camus?
2. Bagaimanapada
masa eksistensialisme menjadi masyarakat yang absurd?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Albert
Camus
Albert
Camus adalah salah seorang filsuf berpengaruh dari abad ke-20 kelahiran
Aljazair (bekas daerah jajahan Prancis dari tahun 1830-1962). Pemikirannya
beraliran eksistensialiame,
namun lebih tepat jika dia disebut sebagai seorang adisbsur. Pada tahun 1924, ia bergabung dengn partai
komunis perancis, tapi segera dikecam oleh sejawatnya sebagai trotskyte. Ia
berteman dekat dengan Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, namun ia tidak
ingin disamakan dengan Jean-Paul Sartre dalam hal eksistensialisme. Roman pertamanya (dan yang paling
terkenal) L'Étranger, terbit
tahun 1942, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan judul Orang Luar (Djembatan,
1985). Kini karya tersebut kembali diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Wong Njaba (KPG, 2010). Ini adalah roman
pertama yang membahas masalah eksistensialisme
seseorang, bagaimana Mersault (tokoh utama dalam L'Étranger) tidak memiliki mimpi apa pun untuk hidupnya.
Mersault sebagai pengejawantahan "absurditas" tidak percaya pada apa
pun. L'Étranger menunjukkan
ketelanjangan manusia yang sendirian menghadapi absurditas. Dalam karyanya ini, ia secara tepat
memperlihatkan filsafat absurditas,
yang intinya adalah bahwa pada akhirnya yang bertanggung jawab atas segala
keputusan dan pilihan di dunia ini adalah manusia itu sendiri secara individu
dan bukan Tuhan. Pada tahun 1957 Albert Camus
mendapatkan Nobel Sastra lewat karyanya yang lain La Peste yang terbit pada tahun 1947 (diterjemahkan oleh
N.H. Dini menjadi Sampar pada
tahun 2006) dan merupakan orang Afrika pertama yang mendapatkan Nobel Sastra
(walaupun sebenarnya ia adalah seorang pied
noir). La Peste
berkisah tentang wabah sampar yang menghantam penduduk kota Oran (sebuah kota
di bagian barat Aljazair). Tokoh utama dalam La
Peste, Dokter Rieux, adalah cerminan diri Camus sendiri dalam
menghadapi segala sesuatu yang absurd
disekitarnya. Ia tidak berpengharapan pada Tuhan, ia bertumpu pada kemanusiaan.
Karya-karya yang lain adalah Le
mythe de Sisyphe (1942); naskah drama Caligula (1944), yang pertama kali
dipentaskan pada tahun 1945; La malentendu
(1944); L'état de siège (1948);
Lettres à un ami allemand
(1948); Les justes (1950); L'homme révolté (1951); La chute (1956); L'exil et le royaume (1957) dan Le premier homme.
2.2 Pemikiran Albert
Camus
Menurut
Albert Camus, kesadaran tentang absurditas dapat terjadi bila seseorang
tiba-tiba sadar tentang rasa bosan, jemu, kelelahan mekanis tentang keadaan
sehari-hariya; kembali dari bekerja, makan siang, bekerja kembali, pulang,
idur, kembali dari bekerja, makan siang, bekerja kembali; minggu demi minggu,
tahun demi tahun. Absurditas kehidupan membuatnya berhenti dari puncak
kemuakan.[1]
Eksistensialisme
Camus melihat bahwa walaupun dunia itu penuh keabsurdan, tidak bermakna, hidup tetap berarti[2].
Pemikiran Camus juga tertuang dalam cerita Orang Asing. Dalam makalah ini,
penulis akan memaparkan pemikiran Albert Camus tentang eksistensialisme melalui
karyanya yang berjudul orang asing. Dalam kisah itu Mersault menjadi tokoh
utamanya. Dicertakan Mersault adalah rseseorang yang men erima segalanya
sebagai batas kewajaran. Contohnya sewaktu Mersault diberi pesan bila ibunya
meninggal dunia, dia menanggapi pesan itu hanya biasa saja. Bahkan, hanya
seperti mendapat berita kehilangan suatu hal yang tidak berguna. Dalam cerita
lain di kisah itu, saat Mersault di pengadilan, ia tidak mejawab jawaban yang
sekiraya ia tidak tahu. Bahkan, ketika ia di tanyai oleh pembelanya pun ia
tidak memberikan jawaban. Bahkan, ketika Mersaukt ditanya apakah ia mencintai
ibunya pun ia menjawabnya seperti biasa saja. Seperti tidak ada niat untuk
meyakinkan audience bahwa ia sungguh-sungguh mencintai ibunya. Sikap Mersault yang
seperti itu menampilkan karya itu tragis. Bagaimana mungkin orang-oran mau
bergaul dan berteman dengan Mersault yang pemikirannya tidak logis, bahkan
terkesan seperti tidak peduli terhadap apapun. Dengan sikap tersebut Mersault
menjadi Orang Asing, sesuai dengan judul cerita yang di usung.
Menurut Camus, sebuah karya absurd d apat
dikenali melalui kontradiksi tragedi rohani pikiran dan wujud konkretnya;
antara jiwa yang takkenal batas dan kegembiraan jasmani yang fana. Karya absurd
menampilkan kontras-kontras sejajar antara keduanya dengan menggabungkan yang
logis dan yang sehari-hari ke dalam yang tragis. Pemikiran-pemikiran batin
Meursault dalam Orang Asing tampak sangat logis dan sederhana. Akan
tetapi, begitu ditempatkan dalam latar sosial yang sehari-hari, ketika
bersentuhan dengan yang nyata di luar dirinya, terjadilah konflik-konflik
sejajar: Meursault menjadi orang asing yang harus dihukum mati. Kontradiksi pun
menjadi sesuatu yang tragis. Karena sikap Mersault yang terlihat tidak peduli
terhadap apapun, maka ia pun dihukum
mati. Karna sikap nya yang
seperti iitu membuat orang-orang dii sekitarnya
menjadi tidak nyaman.
Albert Camus menuangka pemikirannya
melalui karyanya yang berjudul Orang Asing. Yang dalam cerita itu sendiri
mengisahkan tokoh Mersault yang terlalu cuek memandang dunia. Seperti itulah
eksistensialisme menurut Albert Camus. Penyikapan dari tokoh Mersault itu
seperti mencerminkan pemikiran Albert Camus.
Menurut Camus pula, dalam
eksistensialismenya dia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas
dan terlempar kedalam keterbatasan dunia. Maksudnya adalah meskipun di dunia
ini terdapat batasan-batasan pada manusia, tetapi kehidupan di dunia ini bukan
berarti tidak berarti. Karena pada dasarnya manusia memiliki kebebasan dan hak
untuk memanfaatkan kebebasan yang dipunyainya itu. meskipun dunia ini absurd
menurut camus, tetapi kehidupan harus terus berjalan. Tujuan kehidupan itu
bukan untuk mati, tetapi menekankan bahwa orang harus menikmatiNN kebahagiaan selama masih ada kesempatan. Jadi,
maksudnya adalah bukan tetang ketakutan untuk kematian atau hal yang lainnya di
dunia ini.
Menurut Camus, perasaan absurditas
mucul dari peertemuan antara alam dan pikiran manusia. Absurditas bukanlah
sesuatu yang inheren di alam ini. Absurditas tergantung pada alam dan oikiran
manusia. Jadi, perasaan absurditas yang timbul pada masing-masing orang
berbeda. Trgantung dari keadaan alam sekitar. Perasaan absurditas muncul karena
manusia mencari pemahaman yang lengkap atas sesuatu yang ia tidak pahami.
Manusia mencari kebenaran yang universal sedangkan dunia hanya memberi
kebenaran yang sepenggal. Manusia mencari kejernihan sementara dunia masih saja
misteri. Oleh karena itu absurditas adalah dunia dan pikiranku.[3]
Para filosof berusaha untuk keluar dari kegelapan irrasionalitas
ini. Karena absurdi menolak keras iirrasionalitas. Sebagian filosof lari dari
absurditas dengan menghancurkan hidup mereka. Sebagian lagi dengan menolak
prinsip-prinsip filosofis mereka. Tetapi, sebenarnya bunuh diri tidak akan
menyelesaikan masalah absurditas ini. Menurut Camus, absurditas bisa
diselesaikan dengan cara pemberontakan. Akibat dari pemberontakan ini adalah
manusia memiliki suatu pengertian baru tentang kebebasan. Tetapi tidak ada
etika yang mengatur tentang kebebasan pemberontakan ini. Soal kematian,
mengetahui yang pasti terjadi kesuraman, tidak ada aturan yang dibuat. Karena
manusia di beri kebebasan sebebas bebasnya untuk melakukan dan mencari tahu
sesuatu. Tetapi, dampaknya manusia tidak melihat pada moralitas. Karena
kebebasan mereka tidak ada Tuhan, jadi mereka bertindak seenaknya. Tidak ada
aturan yang membatasi kebebasan mereka. Juga tidak ada nilai yang memberikan
arahan kepada mereka tentang mana yang salah dan mana yang benar.
Manusia absurd tidak merasa bersalah
atas apa yang mereka lakukan karena mereka memiliki sifat konsisten. Jadi apa
yang mereka lakukan telah mereka pertimbangkan dan akan terus mereka jalani. Mereka
pun menganggap bahwa mereka tidak perlu pembenaran atas apa yang mereka
kerjakan. Benar atau salah, baik atau buru semua yang menanggung mereka. Mereka
menganggap diri mereka tidak berdosa.
Kebebasan, kebenaran, dan perasan
tidak bersalah merupakan kualitas dari manusia absurd.[4]
Tetapi pada dasarya mereka tetap mempunyai sifat asli ingin mengetahui
kebenaran yang sesungguhnya. Ada kejernihan dalam pikirannya yang membuatnya
sadar akan keabsurdan sesuatu. Mereka pun sadar bahwa kematian bersifat universal
dan tidak terelakan jadi kehidupan ini hanya bernilai sementara.
BAB III
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penuis
menyimpulkan bahwa pemikiran Albert Camus tentang eksistensialisme tertuang
dalam karyanya yang berjudul Orang Asing dimana dia menyuguhkan tokoh Mersault
yang mempunyai sikap menerima segalanya. Tetapi sebenarnya, Albert Camus
berpendapat bahwa absurditas muncul karena alam sekitar manusia. Tokoh mersault
hanya sebagai cerminan orang yang menerima apapun yang terjadi di dunia ini.
Sedangkan Albert Camus mempunya pemikira tersendiri mengenai eksistensialisme.
Menurutnya, manusia mempunyai
kebeebasan untuk melakukan apapun. Manusia memiliki kebebasan untuk mencari apa
yang ingin mereka ketahui. Karena pada dasarnya manusia absurd memiliki sifat
ingin mencari sesuatu yang universal sedangkan dunia hanya memberi sesuatu yang
sepenggal. Jadi, munculah rasa ingin tahu yang lebih dalam pada masyarakat
absurdisme.
BAB
IV
PENUTUP
Akhirnya makalah ini telah dapat
diselesaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya dan
pengkaji.
Penulis sadar akan kekurangan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
selalu diterima demi perbaikan makalah ini