Kamis, 26 Mei 2016

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu Ali Usman, S.Fil. I., M,Ag
EKSISTENSIALISME ALBERT CAMUS

logo uin suka.jpg
DISUSUN OLEH 
BILLAH MARELA TSANI


PROGRAM STUDI FILSAFAT AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

ABSTRAK
Dalam dunia kefilsafatan, tentu kita tidak asing lagi bila menndengar kata eksistensialisme. Tentunya, kita yang berada ranah filsafat ini sudah sering juga mendengar tetang eksistensialisme. Tetapi, pastinya kita ingin mengetahui apa sebenarnya filsafat eksistensialisme itu. Makalah ini disusun untuk memaparkan dan memberikan kejelasan tentang paham filsafat eksistensialisme menurut Albert Camus. Dalam makalah ini juga akan dijelaskan cara Albert Camus memahami dunia.
Albert Camus menuangkan pemikirannya melalui karyanya yang berjudul orang asing. Disitu jelas tergambarkan melalui tokoh mersault yang bertindak seolah-olah dia tidak tahu apa-apa dan memang tidak ingin tahu apa-apa.
Keywords: eksistensialisme, absurditas, dunia


















KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mmenyelesaikan tugas untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada nabi muhammad shalallahu’alaihi wassalam.
            Penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul: EKSISTENSIALISME ALBERT CAMUS.  Banyak kesulitan yang penulis hadapi ketika penulis menyusun makalah ini. Tetapi dengan semangat dan tekat yang kuat akhirnya penulis dapat menylesaikan tugas individu untuk membuat makalah ini dengan tepat waktu.
            Penulis memahami bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih perlu banyak bimbingan dan arahan untuk memperbaikinya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran agar makalah yang penulis buat ini menjadi lebih sempurna.
Yogyakarta, 25 Desember 2015
Penulis








Daftar Isi
Halaman judul.................................................................................................... 1
Abstrak............................................................................................................... 2
Kata Pengantar................................................................................................... 3
Daftar Isi............................................................................................................ 4
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang Masalah.. ................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah............ ............................................................... 6
BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................. 7
2.1 Biografi Albert Camus..................................................................... 7
2.2 Pemikiran Albert Camus.................................................................. 8
BAB III. Kesimpulan ........................................................................................ 11
BAB IV. Penutup............................................................................................... 12
Daftar Pustaka.................................................................................................... 13








BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Mungkin filsafat eksistensialisme tidak asing lagi bagi kita. Disini, penulis akan mengulas pemikiran Albert Camus tentang filsafat eksistensialisme. Seperti yang telah kita ketahui. Albert Camus adalah seorang filosof eksistensialisme yang mempuyai beberapa karya yang di dalamnya mencerminkan pemikirannya. Disini, penulis akan mengulas karyanya yang berjudul orang asing. Dimana dalam karyanya yang berjudul oorang asing ini dia mengangkat nama Mersault sebagai tokoh utama. Sifat mersault yang menerima semuanya yang terjadi di dunia ini seperti berkebalikan dengan filsafat eksistensialisme. Hal itulah yang menarik perhatian penulis atas karyanya ini.
 Yang menarik perhatian penulis sehingga memilih eksistensialisme Albert Camus sebagai judul makalah ini, karena beiau adalah sosok filosoof yang berbeda dari yang lain. Disaat para filosof lain bunuh diri karena masalah absurditas yangg sebenarnya susah dicari kebenarannya ataupun pemecahannya, Albert Camus terus melawan rasa absurditas pada diirinya. Karena menurut Albert Camus perasaan absurd kepada dunia tidak aakan terpecahkan hanya dengan cara bunuh diri saja.









1.2 Rumusan Masalah
1.     Bagaimana eksistensialisme menurut Albert Camus?
2.     Bagaimanapada masa eksistensialisme menjadi masyarakat yang absurd?




















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Albert Camus
Albert Camus adalah salah seorang filsuf berpengaruh dari abad ke-20 kelahiran Aljazair (bekas daerah jajahan Prancis dari tahun 1830-1962). Pemikirannya beraliran eksistensialiame, namun lebih tepat jika dia disebut sebagai seorang adisbsur. Pada tahun 1924, ia bergabung dengn partai komunis perancis, tapi segera dikecam oleh sejawatnya sebagai trotskyte. Ia berteman dekat dengan Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, namun ia tidak ingin disamakan dengan Jean-Paul Sartre dalam hal eksistensialisme. Roman pertamanya (dan yang paling terkenal) L'Étranger, terbit tahun 1942, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Orang Luar (Djembatan, 1985). Kini karya tersebut kembali diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Wong Njaba (KPG, 2010). Ini adalah roman pertama yang membahas masalah eksistensialisme seseorang, bagaimana Mersault (tokoh utama dalam L'Étranger) tidak memiliki mimpi apa pun untuk hidupnya. Mersault sebagai pengejawantahan "absurditas" tidak percaya pada apa pun. L'Étranger menunjukkan ketelanjangan manusia yang sendirian menghadapi absurditas. Dalam karyanya ini, ia secara tepat memperlihatkan filsafat absurditas, yang intinya adalah bahwa pada akhirnya yang bertanggung jawab atas segala keputusan dan pilihan di dunia ini adalah manusia itu sendiri secara individu dan bukan Tuhan. Pada tahun 1957 Albert Camus mendapatkan Nobel Sastra lewat karyanya yang lain La Peste yang terbit pada tahun 1947 (diterjemahkan oleh N.H. Dini menjadi Sampar pada tahun 2006) dan merupakan orang Afrika pertama yang mendapatkan Nobel Sastra (walaupun sebenarnya ia adalah seorang pied noir). La Peste berkisah tentang wabah sampar yang menghantam penduduk kota Oran (sebuah kota di bagian barat Aljazair). Tokoh utama dalam La Peste, Dokter Rieux, adalah cerminan diri Camus sendiri dalam menghadapi segala sesuatu yang absurd disekitarnya. Ia tidak berpengharapan pada Tuhan, ia bertumpu pada kemanusiaan. Karya-karya yang lain adalah Le mythe de Sisyphe (1942); naskah drama Caligula (1944), yang  pertama kali dipentaskan pada tahun 1945; La malentendu (1944); L'état de siège (1948); Lettres à un ami allemand (1948); Les justes (1950); L'homme révolté (1951); La chute (1956); L'exil et le royaume (1957) dan Le premier homme.

2.2 Pemikiran Albert Camus
Menurut Albert Camus, kesadaran tentang absurditas dapat terjadi bila seseorang tiba-tiba sadar tentang rasa bosan, jemu, kelelahan mekanis tentang keadaan sehari-hariya; kembali dari bekerja, makan siang, bekerja kembali, pulang, idur, kembali dari bekerja, makan siang, bekerja kembali; minggu demi minggu, tahun demi tahun. Absurditas kehidupan membuatnya berhenti dari puncak kemuakan.[1]
Eksistensialisme Camus melihat bahwa walaupun dunia itu penuh keabsurdan,  tidak bermakna, hidup tetap berarti[2]. Pemikiran Camus juga tertuang dalam cerita Orang Asing. Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan pemikiran Albert Camus tentang eksistensialisme melalui karyanya yang berjudul orang asing.  Dalam kisah itu Mersault menjadi tokoh utamanya. Dicertakan Mersault adalah rseseorang yang men erima segalanya sebagai batas kewajaran. Contohnya sewaktu Mersault diberi pesan bila ibunya meninggal dunia, dia menanggapi pesan itu hanya biasa saja. Bahkan, hanya seperti mendapat berita kehilangan suatu hal yang tidak berguna. Dalam cerita lain di kisah itu, saat Mersault di pengadilan, ia tidak mejawab jawaban yang sekiraya ia tidak tahu. Bahkan, ketika ia di tanyai oleh pembelanya pun ia tidak memberikan jawaban. Bahkan, ketika Mersaukt ditanya apakah ia mencintai ibunya pun ia menjawabnya seperti biasa saja. Seperti tidak ada niat untuk meyakinkan audience bahwa ia sungguh-sungguh mencintai ibunya. Sikap Mersault yang seperti itu menampilkan karya itu tragis. Bagaimana mungkin orang-oran mau bergaul dan berteman dengan Mersault yang pemikirannya tidak logis, bahkan terkesan seperti tidak peduli terhadap apapun. Dengan sikap tersebut Mersault menjadi Orang Asing, sesuai dengan judul cerita yang di usung.
 Menurut Camus, sebuah karya absurd d apat dikenali melalui kontradiksi tragedi rohani pikiran dan wujud konkretnya; antara jiwa yang takkenal batas dan kegembiraan jasmani yang fana. Karya absurd menampilkan kontras-kontras sejajar antara keduanya dengan menggabungkan yang logis dan yang sehari-hari ke dalam yang tragis. Pemikiran-pemikiran batin Meursault dalam Orang Asing tampak sangat logis dan sederhana. Akan tetapi, begitu ditempatkan dalam latar sosial yang sehari-hari, ketika bersentuhan dengan yang nyata di luar dirinya, terjadilah konflik-konflik sejajar: Meursault menjadi orang asing yang harus dihukum mati. Kontradiksi pun menjadi sesuatu yang tragis. Karena sikap Mersault yang terlihat tidak peduli terhadap apapun, maka  ia pun dihukum mati. Karna  sikap nya yang
seperti iitu membuat orang-orang dii sekitarnya menjadi tidak nyaman.
Albert Camus menuangka pemikirannya melalui karyanya yang berjudul Orang Asing. Yang dalam cerita itu sendiri mengisahkan tokoh Mersault yang terlalu cuek memandang dunia. Seperti itulah eksistensialisme menurut Albert Camus. Penyikapan dari tokoh Mersault itu seperti mencerminkan pemikiran Albert Camus.
Menurut Camus pula, dalam eksistensialismenya dia berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan terlempar kedalam keterbatasan dunia. Maksudnya adalah meskipun di dunia ini terdapat batasan-batasan pada manusia, tetapi kehidupan di dunia ini bukan berarti tidak berarti. Karena pada dasarnya manusia memiliki kebebasan dan hak untuk memanfaatkan kebebasan yang dipunyainya itu. meskipun dunia ini absurd menurut camus, tetapi kehidupan harus terus berjalan. Tujuan kehidupan itu bukan untuk mati, tetapi menekankan bahwa orang harus menikmatiNN  kebahagiaan selama masih ada kesempatan. Jadi, maksudnya adalah bukan tetang ketakutan untuk kematian atau hal yang lainnya di dunia ini.
Menurut Camus, perasaan absurditas mucul dari peertemuan antara alam dan pikiran manusia. Absurditas bukanlah sesuatu yang inheren di alam ini. Absurditas tergantung pada alam dan oikiran manusia. Jadi, perasaan absurditas yang timbul pada masing-masing orang berbeda. Trgantung dari keadaan alam sekitar. Perasaan absurditas muncul karena manusia mencari pemahaman yang lengkap atas sesuatu yang ia tidak pahami. Manusia mencari kebenaran yang universal sedangkan dunia hanya memberi kebenaran yang sepenggal. Manusia mencari kejernihan sementara dunia masih saja misteri. Oleh karena itu absurditas adalah dunia  dan pikiranku.[3]
Para filosof  berusaha untuk keluar dari kegelapan irrasionalitas ini. Karena absurdi menolak keras iirrasionalitas. Sebagian filosof lari dari absurditas dengan menghancurkan hidup mereka. Sebagian lagi dengan menolak prinsip-prinsip filosofis mereka. Tetapi, sebenarnya bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah absurditas ini. Menurut Camus, absurditas bisa diselesaikan dengan cara pemberontakan. Akibat dari pemberontakan ini adalah manusia memiliki suatu pengertian baru tentang kebebasan. Tetapi tidak ada etika yang mengatur tentang kebebasan pemberontakan ini. Soal kematian, mengetahui yang pasti terjadi kesuraman, tidak ada aturan yang dibuat. Karena manusia di beri kebebasan sebebas bebasnya untuk melakukan dan mencari tahu sesuatu. Tetapi, dampaknya manusia tidak melihat pada moralitas. Karena kebebasan mereka tidak ada Tuhan, jadi mereka bertindak seenaknya. Tidak ada aturan yang membatasi kebebasan mereka. Juga tidak ada nilai yang memberikan arahan kepada mereka tentang mana yang salah dan mana yang benar.
Manusia absurd tidak merasa bersalah atas apa yang mereka lakukan karena mereka memiliki sifat konsisten. Jadi apa yang mereka lakukan telah mereka pertimbangkan dan akan terus mereka jalani. Mereka pun menganggap bahwa mereka tidak perlu pembenaran atas apa yang mereka kerjakan. Benar atau salah, baik atau buru semua yang menanggung mereka. Mereka menganggap diri mereka tidak berdosa.
Kebebasan, kebenaran, dan perasan tidak bersalah merupakan kualitas dari manusia absurd.[4] Tetapi pada dasarya mereka tetap mempunyai sifat asli ingin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Ada kejernihan dalam pikirannya yang membuatnya sadar akan keabsurdan sesuatu. Mereka pun sadar bahwa kematian bersifat universal dan tidak terelakan jadi kehidupan ini hanya bernilai sementara.







BAB III
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penuis menyimpulkan bahwa pemikiran Albert Camus tentang eksistensialisme tertuang dalam karyanya yang berjudul Orang Asing dimana dia menyuguhkan tokoh Mersault yang mempunyai sikap menerima segalanya. Tetapi sebenarnya, Albert Camus berpendapat bahwa absurditas muncul karena alam sekitar manusia. Tokoh mersault hanya sebagai cerminan orang yang menerima apapun yang terjadi di dunia ini. Sedangkan Albert Camus mempunya pemikira tersendiri mengenai eksistensialisme.
Menurutnya, manusia mempunyai kebeebasan untuk melakukan apapun. Manusia memiliki kebebasan untuk mencari apa yang ingin mereka ketahui. Karena pada dasarnya manusia absurd memiliki sifat ingin mencari sesuatu yang universal sedangkan dunia hanya memberi sesuatu yang sepenggal. Jadi, munculah rasa ingin tahu yang lebih dalam pada masyarakat absurdisme.










BAB IV
PENUTUP
            Akhirnya makalah ini telah dapat diselesaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya dan pengkaji.
            Penulis sadar akan kekurangan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan selalu diterima demi perbaikan makalah ini









[1] Vincent martin, filsafat eksistensialisme(kickergard, sarte, camus), Yogyakarta;2003, hal.52
[2] Camus adalah seorang atheis yang beranggapan bahwa tidak ada penjelasan final mengenai dunia.
[3] Ibid..53
[4] Ibid..60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar