BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Dalam kehidupan beragama yang memiliki keyakianan
akan keberdaan tuhan yang menciptakan jagad raya ini, tentu sering kali dalam
berkeyakinan kita inggin mengetahui akan adanya tuhan dan bagaimana tuhan yang
kita puja-puja selama ini.
Setiap manusia yang berkesadaran dan beragama, tidak
pernah kita temukan yang realitasnya tidak menyadarkan bahwa alam semesta ini
tidak ada di balik sebelumnya. Bahkan berbanding terbalik dengan mereka yang
berpandangan akan ADA sesuatu dibalik jagat raya ini yang dialah sesuatu itu
menjadi dasar ataupun pencipta dari segalahal. Agama islam menjelaskan bahwa
yang menciptakan alam semesta besertaisinya ini adalah Allah, dan Islam
mengajarkan untuk mengenal-Nya dan menyembahnya sebai jalan lurus untuk meniti
hidup manusia.
Lalu seperti apadan bagaimana
mengenal Allah? Apakah Dia mampu kita kenali? Dan sejauh mana kita dapat
mengenalnya?. Sayid Syabiq bahwa dengan berfikir dan mengenal nama-nama dan
sifat-sifatnyalah manusia dapat mengenal tuhanya dan mendapat ptunjuk
kearah-Nya.
Berangkat dari keterangan di atas
dapt dipahami bahwa dengan mengunakan nalar keberpikiran dan mengenalii
nama-nama dan sifat–sifat Allah, dari situlah yang mengantar kita menuju
ma’rifatullah atau mengetahui Allah.
Lalu seperti apakah Allah?
Bagaimanakah Dia? Apa konteks yang kita kenal Allah darinya itu? Lalu seperti
apa dirinya yang di perkenalkan kepada kita? Pemehaman itu akan penulis coba
dalam pembahasan dalam bab berikunya tentang Sifat Salbiah, Sifat Tsubudiah, sifat-sifat
Dzat dan Sifat-sifat Af’al.
- Rumusan
masalah
a. Apa itu Sifat-sifat salbiyah?
b. Apa itu Sifat-sifat tsubidiyah?
c. Apa itu Sifat dzat dan Af’alnya?
BAB
II
MEMAHAMI
MAKNA SIFAT –SIFAT TUHAN
Pada pembahasan ini berfouskan pada
beberapa titik focus, yaitu pada sifat Tuhan yang hanya dialah yang memiliki,
dan sifat-Nya yang dapat dilakukan oleh salainNya serta Dzat dirinya dan
perbuatanya.dengan ini penulis mengupas sebisa mungkin tentang itu semua agar
dapat berkenalan dengan tuhan itu sendiri, atau mengetahui bagaimana tuhan itu.
Dalam pembahsan ini cenderung bertitik fokuskan kepada tokoh islam yaitu Sayyid
sabiq.
A. Sifat-siafat Salbiyah Allah
Sifat Salbiyah iyalah, sifat yang
meniadakan segala sesuatu yang tidak layak bagi kesempurnaan Allah.[1]
Jadi hal ini meniadakan segala sifat kepada selain Allah dan hanya Allah lah
yang menjadi pemilik mutlak dari sifat ini.
Allah adalah Awal dari segala
sesuatu dan merupakan akhir dari segala sesuatu, dengan kata lain Allah itu
tidak ber-Awal dan juga tidak ber-Akhir. Itu artinya yang harus ada pada diri
Allah itu sendiri. Selain diri-Nya tiada lagi yang awal dan akhir. Kita dapat
memahami bahwa tidak ada lagi permulaan yang mendahuli-Nya dan tiada akhir bagi
wujud-nya dan bahwa Allah adalah maha kekal tanpa batas dan tanpa berkesudahan
menembus dan melampai ruang dan waktu.Pada penjelasan berikut bahwa sifat
Salbiah Allah adalah tiada sekutu bagi-Nya. Seperti Esa, hanya Allah lah yang
memilikinya dan selain dirinya adalah ketiadaan Esa sebagaimana Esa Allah.
Jadi sifat Salbiah Allah merupakan
pembeda Antara Allah dengan ciptaanya, yaitu sifat yang hanya Allah-lah yang
memilikinya dan tiada satupun yang dapat menyainginya. Inilah titik penegasan
bahwa tiada sekutu bagi-Nya. Dia lah Allah SWT pemilik segala sesuatu.
B. Sifat-sifat Tsubudiyah Allah
Ada sifat yang dimiliki Allah dan
ada juga Sifat yang dimiliki oleh makhlik-Nya juga, namun sifat yang dimiliki
oleh makhluknya sangat jauh berbeda dengan sifat yang di milliki oleh Allah.
Seperti, bahwa Allah itu berkehendak tetapi manusia juga memiliki kehendak,
namun kehendak makhluk tidak sama dengan kehendak Allah yang dimana kehendak makhluk
bergantung pada kehendak Allah. Ada beberapa contoh sifat Tsubudiah Allah,
antara lain iyalah “ kuasa, mengetahui hidup
berbicara, dan lain-lain”. Sifat itu merupakan sifat Tuubudiyah Allah, bahwa
Allah kuasa tetapi makhluk juga berkuasa, akan teapi kusa makhliuk sangat
berbeda dengan Sifat kuasa Allah. Sifat Tsubud iah ini berfokus pada
sifat-sifat Allah yang juga dimiliki oleh manusia tetapi sifat tersebut sangat
jauh berbeda.
Inilah sedikit pemaparan tentang
beberapa sifat Tsubudiyah, agar kita lebih dekat lagi dengan tuhan pencipta
kita dan betapa rendah kita di hadapanya.
KUASA (QUDRAH)
Allah adalah maha kuasa, tidak
lemah sedikitpun untuk mengngerjakan sesuatu. Terjadinya alam semesta ini tidak
lain hanyalah merupakan fenomena-fenomena kekuasaan Allah dan keagunganya.
Kuasa Allah di segenap waktu layak untuk mewujudkan segala sesuatu yan mungkin
ada atau tidak mewujudkanya.[2]
Penulis membahasakanya iyalah bahwa kekuasaan Allah itu mutlak dan tidak dapat
di ganggu gugat, dalam bahsa lain iyalah semau-Nya saja dan tidak ada yang
dapat mencegahnya.
Dengan kita melihat exsistensinya,
kita seharunya sudah dapat mengetahui bahwa hanya Dialah Allah yang dapat
menciptakan segala sesuatu yang ada di jagad raya ini. Sepertihalnya ada Bumi
dan Langit, siang dan malam, hidup dan mati. Hanya dialah Allah yang maha kuasa
yang dapat melakukan itu semua, dan sangat berbeda sekali dengan manusia,
memamng manusia itu memiliki sifat kuasa, akan tetapi kuasa manusia itu sangat
berbeda sekali. Dalam pembahasa sifat kuasa Allah ini akan dipertegas dengan
firmanya;
KEHENDAK (IRADAH)
Allah maha berkehendak, yaitu Allah
menentukan sesuatu yang mungkin ada dengan sebagian apa yang pantas berlaku
untuknya. Allah bebas berkehendak, menjadikanya tinggi atau pendek, baik atau
buruk, berilmu atau bodoh, ad di tempat ini atau di tempat lain. Allah
mempunyai wewenang dalam bertindak dan berbuat terhdap alam ini sesuai dengan
kehendak-Nya.[3]
Iradah Allah ini memang tidak dapat di pungkiari lagi sifat kemutlakanya,
karena kita sebagai makhluk yang berkepercayaan tidak mungkin menafikan hal
tersebut. Dapat
di tarik kesimpulan bahwa kehendak Tuhan itu mutlak dan semau-Nya dia,
sedangkan kehendak manusia tidak mutlak dan membutuhkan kehendak Allah.
Dalam pembahasan
mengenai Sifat Tuhan yang Tsubudiyah ini, bertitik tekankan pada dimana
sifat-sifat tuhan yang juga dimiliki oleh makhliknya, terutama pada manusia,
akan tetapi sifat-sifat itu sangat berbeda sekali, dan memang harus sangat
berbeda dengan makhlukn-Nya. Seperti pada sifat tuhan yang dikemukakan di atas,
yaitu Qudrah dan Iradah.
- Sifat-sifat
Dzat dan Af’al Allah
Diri-Nya sebagaimanan diri-Nya yang hanya Dzat nyalah yang dapat mengetahui
dirinya, inilah yang bisa di berikan
penulis untuk Dzat Allah, yang tertera dalam
Al-qur’an ;17;72 “ barang siapa buta di dunia, maka ia juga buta di
akhirat” , maka darri itu, barang siapa rumahnya ingin di cerahi dengan
pengenalan haikat segala sesuatu, maka
ia harus menutup pintu-pintu indra. Sebab rasio manusia dalam hal ini hanya
akan menemukan Ambiguitas ketika berbicarara tentang Dzat hakikat dari segala
sesuatu atau Dzat Allah. Seperti apa Dzat Allah itu? Bahkan katapun takmampu
menorehkan rentetan harap membentuk kalimat tentang Dzat-Nya. Akhirnya penulis
hanyabisa menyampaikan bahwa Dzat Allah adalah di balik dari segala sesuatu
yang tersembunyi pada setiap ketersembunyian, yang paling terang dalam setiap keteranagan
amaun ia tidak dapat di jangakau dengan Akal rasio manusia, sebab hijab menjadi
penghalang untuk menembus hakikat Tuhan, danhanya Dzat Tuhanlah yang mengetahui Diri-Nya.
Lalu bagaimana Dzat Allah yang
demikian tersembunyi dibalik ketersembunyian dan keteragan! Lalu bagaimana kita
dapat mengenalinya?. Dalam permasalahan tersebuat Allah dapat kita kenalli
melalui Af’al Allah(perbuatan Allah) dari perbuatan Allahlah kita dapat
mengenal diri-Nya. Seperti mencipta, memberi rezeki,dll. Rizki yang dimana
Dialah yang melakukan penciptaan dandialah yang meguraikan rizki kepada semua makhulnya, atau alam semesta beserta isinya.
Sifat Af’al Allah dalam hal ini dapat kita kenali dengan melihat
exsisitensinya, fenomena-fenomena alam , semua kejadian yang ada di dunia ini,
yang menunjukan adanya yang menciptakan dan juga mngatur segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini. Maka sifat Af’al Allah adalah segala penggambaran Dzat
Allah.
KESIMPULAN
Mengenal Tuhan adalah keberdambaan makhluk yang
bertuhan dan juga merupakan puncak kebertuhanan, dan bagaima cara mengenal
tuhan, yaitu dengan cara kita melihat sifat-sifatnya , yaitu melalui sifat
Salbiah, Tsubudiah dan Af’al Allah. Dan dengan cara seperti itu kita dapat
mengenal Tuhan.
Setiap manusia yang berkesadaran dan beragama, tidak
pernah kita temukan yang realitasnya tidak menyadarkan bahwa alam semesta ini
tidak ada di balik sebelumnya. Bahkan berbanding terbalik dengan mereka yang
berpandangan akan ADA sesuatu dibalik jagat raya ini yang dialah sesuatu itu
menjadi dasar ataupun pencipta dari segalahal. Agama islam menjelaskan bahwa
yang menciptakan alam semesta besertaisinya ini adalah Allah, dan Islam
mengajarkan untuk mengenal-Nya dan menyembahnya sebai jalan lurus untuk meniti
hidup manusia.
Sifat Salbiyah iyalah, sifat yang meniadakan segala
sesuatu yang tidak layak bagi kesempurnaan Allah. Jadi hal ini meniadakan
segala sifat kepada selain Allah dan hanya Allah lah yang menjadi pemilik
mutlak dari sifat ini.
Ada sifat yang dimiliki Allah dan ada juga Sifat
yang dimiliki oleh makhlik-Nya juga, namun sifat yang dimiliki oleh makhluknya
sangat jauh berbeda dengan sifat yang di milliki oleh Allah.inilah sifat
Tsubudiyah itu, dimana sifat Allah ini juga di miliki oleh ciptaan-nya, akan
tetapi sangat berbeda sekali, bahkan tidak sebanding atau setara.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar